ENERGI
METABOLISME
A.Pengertian
Metabolisme
Metabolisme sel adalah proses-proses
pengubahan biokamis yang terjadi di dalam sel dan dapat di bedakan menjadi
anabolisme atau penyusunan dan katabolisme atau penguraian. Penyusunan pada
sel-sel hewan tidak seperti yang dalam sel tumbuhan, akan tetapi katabolismenya
mempunyai kesamaan dengan sel tumbuhan meliputi peristiwa respirasi, yaitu
pembokaran zat-zat makanan menjadi energi.
Tanaman dan binatang
mengambil makanan yang terdiri atas protoplasma yang dibuat dari bahan protein,
karbohidrat, dan lemak bersama-sama vitamin-vitamin, garam-garam dan air. Air
dan garam anorganik diserap dari saluran pncernaan tanpa perubahan tetapi
material protoplasmatis harus diubah sebelum dipergunakan. Sistim pencernaan
ini merupakan suatu laboratorium.
Metabolisme
merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri
atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan
semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup
semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Metabolisme terbagi dua menjadi katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme adalah reaksi enzimatik yang mengkonversi energi dari senyawa pakan
dalam sel ini dan menghasilkan energi. Sebaliknya anabolisme adalah sintesis
molekul kompleks seperti pati, glikogen, lemak dan protein dari molekul
sederhana dengan menggunakan ATP sebagai sumber energi. Anggaran energi adalah
suatu perhitungan mengenai pemanfaatan energi yang diperoleh dari pakan yang
dikonsumsi oleh hewan. Energi tersebut dipergunakan untuk aktivitas metabolik,
pertumbuhan, dan sebagian hilang dalam bentuk feses dan sampah metabolik yang
diekskresikan.
Tiap hari kita membutuhkan paling
sedikit 5000-6000 kalori yang diperinci sebagai berikut: 8 jam tidur
membutuhkan 568 kal, 8 jam bangun membutuhkan 736 kkal, 8 jam badan aktif
membutuhkan 1568 kkal (minimum). Kebanyakan hanya 15% energi yang diambil dai
makanan yang dipakai sebagai sumber energi mekanik. Kebutuhan kalori tergantung
dari umur, sex, pekerjaan, akifitasnya.
2.1
Pembagian Metabolisme
2.1.1
Anabolisme
Anabolisme
adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks,
nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia
untuk kemosintesis. Selain itu juga. anabolisme adalah proses sintesis molekul
kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa
yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut
tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.
Selain dua
macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi
protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk
aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat
disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan
terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses sintesis
lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida,
dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam
nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme
yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa kompleks yang
disintesis organisme tersebut adalah senyawa organik atau senyawa hidrokarbon.
Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk molekul organik kompleks di sel
seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti karbon dioksida
dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat
menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa
organik menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu organisme
yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi kimia disebut kemoautotrof.
Reaksi anabolisme
menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh banyak organisme, baik
organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan, manusia).
Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein berguna
sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein,
protein-karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen struktural yang
esensial dari organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.
Beberapa macam proses
anabolisme yang terjadi pada hewan diantaranya:
1.
Kemosintesis
adalah proses asimilasi
karbon yang energinya berasal dari reaksi-reaksi kimia, dan tidak diperlukan
klorofil. Umumnya dilakukan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Organisme
disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan mengoksidasi
senyawa-senyawa tertentu dan energi yang timbul digunakan untuk asimilasi
karbon.
Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai
klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal
dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri
nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi
dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas danNitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas danNitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Contoh, bakteri nitrit
: Nitrosomonas, Nitrosococcus
contoh, Bakteri nitrat
: Nitrobacter
contoh, Bakteri belerang
: Thiobacillus, Bagiatoa
(NH4)2CO3 + 3 O2 ———-> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
2.
Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis
dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut
bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga
macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat
tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat
dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
Sintesis Lemak dari
Karbohidrat:
Glukosa diurai menjadi
piruvat —> gliserol
Glukosa diubah —>
gula fosfat —> asetilKo-A —> asam lemak.
Gliserol+ asam lemak
.—> lemak.
Sintesis Lemak dari
Protein:
Protein——–> Asam
Amino protease
Sebelum terbentuk lemak
asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs.
Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat —> Asetil Ko-A. Asam
amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam
pirovat, selanjutnya asam piruvat –> gliserol –> fosfogliseroldehid
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk
lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya
lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori,
sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
3.
Sintesis Protein
Sintesis protein yang
berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan
molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari
organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan
keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel
terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai “pengatur sintesis
protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
2.1.2 Katabolisme
Katabolisme adalah
serangkaian reaksi yang merupakan proses pemecahan senyawa kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan membebaskan energi, yang dapat
digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya. Termasuk didalamnya reaksi
pemecahan dan oksidasi molekul makanan seperti reaksi yang menangkap energi
dari cahaya matahari. Fungsi reaksi katabolisme adalah untuk menyediakan energi
dan komponen yang dibutuhkan oleh reaksi anabolisme.
Sifat dasar yang pasti
dari reaksi katabolisme berbeda pada setiap organisme, dimana molekul organik
digunakan sebagai sumber energi pada organotrof, sementara litotrof menggunakan
substrat anorganik dan fototrof menangkap cahaya matahari sebagai energi kimia.
Tetapi, bentuk reaksi katabolisme yang berbeda-beda ini tergantung dari reaksi
redoks yang meliputi transfer elektron dari donor tereduksi seperti molekul
organik, air, amonia, hidrogen sulfida, atau ion besi ke molekul akseptor
seperti oksigen, nitrat, atau sulfat. Pada hewan reaksi katabolisme meliputi
molekul organik kompleks yang dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana,
seperti karbon dioksida dan air. Pada organisme fotosintetik seperti tumbuhan
dan sianobakteria, reaksi transfer elektron ini tidak menghasilkan energi,
tetapi digunakan sebagai tempat menyimpan energi yang diserap dari cahaya
matahari.
Urutan yang paling umum
dari reaksi katabolik pada hewan dapat dibedakan menjadi tiga tahapan utama.
Pertama, molekul organik besar seperti protein, polisakarida, atau lemak
dicerna menjadi molekul yang lebih kecil di luar sel. Kemudian, molekul-molekul
yang lebih kecil ini diambil oleh sel-sel dan masih diubah menjadi molekul yang
lebih kecil, biasanya asetil koenzim A (Asetil KoA), yang melepaskan energi.
Akhirnya, kelompok asetil pada KoA dioksidasi menjadi air dan karbon dioksida
pada siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron, dan melepaskan energi
yang disimpan dengan cara mereduksi koenzim Nikotinamid Adenin Dinukleotida
(NAD+) menjadi NADH.
Pada setiap organisme,
untuk menghasilkan energi tersebut dapat dibagi dalam dua cara, yaitu sebagai
berikut.
1. Respirasi seluler atau respirasi aerob, yaitu
reaksi yang menggunakan oksigen sebagai bahan bakar organik. Secara umum
keseluruhan proses pada respirasi seluler berlangsung sebagai berikut.
>> Senyawa organik + Oksigen -> Karbon dioksida + Air + Energi
Termasuk ke dalam reaksi seluler adalah reaksi glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron, dimana diantara glikolisis dan siklus Krebs terdapat sebuah reaksi antara yang disebut dekarboksilasi oksidatif.
>> Senyawa organik + Oksigen -> Karbon dioksida + Air + Energi
Termasuk ke dalam reaksi seluler adalah reaksi glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron, dimana diantara glikolisis dan siklus Krebs terdapat sebuah reaksi antara yang disebut dekarboksilasi oksidatif.
2. Fermentasi, atau respirasi anaerob,
yaitu proses pemecahan molekul yang berlangsung tanpa bantuan oksigen. Termasuk
ke dalam fermentasi adalah fermentasi
asam laktat, fermentasi
alkohol, dan fermentasi
asam cuka.
Pada hakikatnya, respirasi
adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi bebas yang
ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi bagi
seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Aktivitas hidup yang memerlukan
energi, antara lain sebagai berikut.
1.
Kerja mekanis:
Salah satu bentuk kerja
mekanis adalah lokomosi. Kerja mekanis selalu terjadi jika sel otot
berkontraksi.
2.
Transpor Aktif:
Dalam transpor aktif,
sel-sel harus mengeluarkan energi untuk mengangkut molekul zat atau ion yang
melawan gradien konsentrasi zat.
3.
Produksi Panas
Energi panas penting bagi
tubuh burung dan hewan menyusui. Energi panas ini, umumnya timbul sebagai hasil
sampingan transformasi energi dalam sel. Misalnya, pada proses kontraksi otot,
terjadi pemecahan ATP. Disamping timbul energi mekanik, timbul juga energi
panas.
Contoh katabolisme adalah
proses pernapasan sel atau respirasi.
B. Energi dalam proses metabolisme
Semua
mahkluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk tumbuh, bergerak,
mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan, menanggapi rangsangan, dan
reproduksi. Tanpa energi, semua proses kehidupan akan terhenti. Sumber energi
utama bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari. Energi matahari dimanfaatkan
tumbuhan hijau untuk fotosintesis, kemudian energi itu diubah ke dalam bentuk
persenyawaan kimia, yaitu dalam bentuk gula. Gula diubah menjadi amilum,
protein, lemak, dan berbagai bentuk persenyawaan organik. Persenyawaan kimia
ini menjadi bahan makanan bagi mahkluk hidup lain yang heterotrof. Semua
mahkluk hidup, baik tumbuhan atau hewan memanfaatkan karbohidrat untuk
dioksidasi menjadi energi, karbon dioksida, dan air. Jadi, energi matahari
ditangkap oleh tumbuhan dan diubah menjadi persenyawaan kimia. Selanjutnya,
energi kimia yang tersimpan dalam tumbuhan berpindah ke makhluk hidup yang lain
pada saat tumbuhan dimakan oleh makhluk hidup tersebut. Di dalam tubuh makhluk
hidup terjadi perombakan berbagai senyawa kimia untuk berbagai keperluan
hidupnya.
Menurut hukum
termodinamika, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dilenyapkan. Akan
tetapi, energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain, yang disebut transformasi energi. Dalam
proses transformasi energi pada makhluk hidup, sebagian energi diubah menjadi
energi panas, misalnya panas tubuh hewan atau manusia. Sebagian energi diubah
ke dalam bentuk senyawa kimia yang lain. Jika makhluk hidup mati, maka semua
energi panas dibebaskan ke lingkungan. Makhluk hidup mampu melakukan
transformasi energi melalui proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel
tubuh.
Energi yang terbanyak kita pakai ialah energi matahari,
terutama yang ditangkap oleh tumbuhan hijau. Penangkapan energi matahari itu
terjadi dalam proses fotosintesis.
Dalam
proses ini energi matahari diubah menjadi energi kimia yang tersimpan dalam
molekul gula glukose. Molekul gula itu terbentuk dalam proses fotosintesis dari
air dan gas CO2 yang
terdapat dalam udara. Gula selanjutnya diubah menjadi karbohidrat yang
tersimpan dalam tubuh dan digunakan sebagai bahan untuk membentuk tubuh
tumbuhan, misalnya akar, batang dan daun.
Energi
yang terkandung dalam tubuh tumbuhan itu menjadi sumber energi makhluk hidup
lain. Kalau kita makan nasi, misalnya, sebenarnya kita mendapatkan energi dari
matahari. Juga kalau kita membakar kayu untuk memasak, sebenarnya kita
menggunakan energi matahari.
Makanan
yang kita makan mengalami ‘pembakaran’ dalam tubuh kita. Pembakaran ini tidak
menggunakan api, melainkan melalui reaksi imia tertentu dalam tubuh yang
merupakan bagian metabolisme. Dalam metabolisme itu energi dalam makanan diubah
menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk melakukan kerja, seperti gerak otot.
Karena metabolisme itu terjadi di dalam tubuh kita, metabolisme ini disebut
metabolisme intern.
Energi
yang kita perlukan dapat dibagi dalam dua golongan besar. Pertama, energi yang
dipakai untuk dan di dalam tubuh kita sendiri. Energi ini terdapat di dalam
makanan yang kita makan sehari-hari. Makanan tersebut kita ‘bakar di dalam
tubuh dalam proses yang disebut metabolisme. Pembakaran itu tidak terjadi
dengan api, melainkan melalui proses kimia yang kompleks. Dalam pembakaran itu
terbentuk molekul ATP. Energi kimia dalam mulekul ATP inilah yang dapat dipakai
untuk melakukan kerja, misalnya mengunyah makanan dan mengangkat barang. Karena
pembakaran itu terjadi di dalam tubuh, pembakaran itu disebut metabolisme intern.
Untuk
dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui
2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses
metabolisme secara anaerobikakan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm)
sedangkan proses metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim
ysebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O ).
Secara keseluruhan proses metabolisme Glukosa
akan menghasilkan produk samping berupa karbondioksida (CO ) dan air (H O).
Karbon dioksida dihasilkan dari siklus Asam Sitrat sedangkan air (H O)
dihasilkan dari proses rantai transport elektron. Melalui proses metabolisme,
energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP dan kalor panas. Terbentuknya
ATP dan kalor panas inilah yang merupakan inti dari proses metabolisme energi.
Melalui proses Glikolisis, Siklus Asam Sitrat dan proses Rantai Transpor
Elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan
menyimpan energi yang dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara
umum proses metabolisme secara aerobik akan mampu untuk menghasilkan energi
yang lebih besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik. Dalam proses
metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak 36 buah sedangkan
proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam
molekul ATP ini akan mampu untuk menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya.
Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk
hidup seperti pada tumbuhan dan manusia, melibatkan sebagian besar enzim (katalisator)
baik berlangsung secara sintesis (anabolisme) dan respirasi (katabolisme). Apa peran enzim di dalam reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel? Pada saat berlangsungnya peristiwa reaksi
biokimia di dalam sel, enzim bekerja secara spesifik. Enzim mempercepat reaksi
kimia yang menghasilkan senyawa ATP dan senyawa-senyawa lain yang berenergi
tinggi seperti pada proses respirasi, fotosintesis, kemosintesis, sintesis protein,
dan lemak.
Senyawa Adenosin Trifosfat (ATP)
merupakan molekul kimia berenergi tinggi. Berasal dari manakah energi itu?
Molekul Adenosin Trifosfat (ATP) berasal dari perubahan glukosa
melalui serangkaian reaksi kimia yang panjang dan kompleks. Energi yang
terkandung dalam glukosa tersebut berupa energi ikatan kimia yang berasal dari
proses transformasi energi sinar matahari. Transformasi energi tersebut dalam
biologi dapat digambarkan melalui Gambar 2.2 sebagai berikut.
Bagan transformasi energi dalam biologi
Bagan
itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Selama proses fotosintesis,
energi matahari yaitu dalam bentuk radiasi atau pancaran cahaya matahari
matahari berubah menjadi energi kimia dalam ikatan senyawa organik. Lambang f
merupakan frekuensi cahaya dan lambang h merupakan konstanta Planch, yang
berkaitan dengan energi dan frekuensi.
2.
Pada waktu dalam respirasi sel, energi kimia dalam senyawa kimia berubah
menjadi persenyawaan yang berupa ATP.
3.
Dalam sel, energi kimia ikatan fosfat yang kaya akan energi (ATP) dapat
difungsikan untuk kerja mekanis, listrik, dan kimia.
4.
Pada akhirnya energi mengalir ke sekeliling sel dan hilang sebagai energi panas
dalam bentuk “entropi”.
C. Faktor Penentu Terhadap Kecepatan Reaksi Biokimia
Salah satu contoh
reaksi biokimia adalah fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi
secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak memengaruhi
secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka
terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari,suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal
juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju
fotosintesis.
Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju
fotosintesis mencapai kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk
fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas
tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju
optimum fotosintesis. Selain itu,
faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun,
serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis
sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju fotosintesis.
Berikut adalah beberapa
faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1.
Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.
Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6.
Tahap pertumbuhan
7.
Penelitian menunjukkan bahwa
laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Contoh lain adalah
enzim.
Enzim merupakan
katalisator protein yang mengatur kecepatan berlangsungnya berbagai proses
fisiologis. Sebagai katalisator, enzim ikut serta dalam reaksi dan kembali ke
keadaan semula bila reeaksi telah selesai.
Perubahan suhu dan pH
mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga
dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator,
inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga
merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil rekasi enzim juga dapat menghambat
kecepatan reaksi.
1. PENGARUH SUHU.
Suhu rendah yang
memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu dimana enzim masih
aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2
kali lebih besar (Q10 =
2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan
terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi.
Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum sekitar 37oC.
Enzim organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai
suhu optimum yang tinggi.
Sebagian besar enzim
menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai + 60oC. Ini disebabkan
karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika pemanaasan
dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih. Hal ini
disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat
pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini.
2. PENGARUH pH
Bila aktivitas enzim
diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan
menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim
misalnya pepsin(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh :
a. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
b. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
Misalnya suatu reaksi
enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif (Enz-) dan
substratnya bermuatan positif (SH+) :
Enz- + SH+ EnzSH
Pada pH rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak bermuatan.
Enz- + H+ Enz-H
Demikian
pula pada pH tinggi, SH+ yang
dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada pH yang extrem rendah atau
tiggikonsentrasi efektif SH+ dan
enz akan berkurang, karena itu kecepatan reaksinya juga berkurang. Seperti pada
gambar berikut.
3. PENGARUH
KONSENTRASI ENZIM
Kecepatan rekasi enzim
(v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (Enz). Makin besar jumlah enzim
makin cepat reaksinya. Lihat pada gambar.
Dalam reaksinya Enz
akan mengadakan ikatan dengan substrat S dan membentuk kompleks enzim-substrat,
Enzs. EnzS ini akan dipecah menjadi hasil reaksi P dan enzim bebas Enz.
Enz + S EnzS Enz + P
Enz + S Enz + P
Makin banyak Enz
terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini terjadi sampai batas
tertentu.
4. PENGARUH
KONSENTRASI SUBSTRT
Bila konsentrasi
substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya tetap sama, kecepatan reaksi
juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum V. Pada titik maksimum ini
enzim telah jenuh dengan subtrat. Seperti pada
gambar.
Pada titik-titik A dan
B belum semua enzim bereaksi dengan subtrat, maka pada A dan B penambahan
subtrat S akan menyebabkan jumlah EnzS bertambah dan kecepatan reaksi v akan
bertambah, sesuai dengan penambahan S.
Pada titik C semua
enzim telah bereaksi denagn subtrat, sehingga penambahan S tidak akan menambah
kecepatan reaksi, karena tidak ada lagi enzim bebas.
Pada titik B kecepatan
reaksi tepat setengah kecepatan maksimum. Konsentrasi subtrat yang menghasilkan
setengah kecepatan maksimum dinamakan harga Km atau konstanta Michaelis.
5. PENGARUH
FAKTOR-FAKTOR LAIN
Enzim dapat dirusak
dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar-β dan sinar-γ.
Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada
penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh adanya inhibitor seperti
obata-obatan dan sebagainya
D.
ATP dan transfer energi
Adenosin-5′-trifosfat (ATP) adalah multifungsi nukleotida yang
memainkan peran penting dalam biologi sel sebagai koenzim, yaitu “molekul unit
mata uang” intraselular energi transfer. Ini adalah sumber energi yang
dihasilkan selama fotosintesis dan respirasi sel dan dikonsumsi oleh banyak
enzim dan berbagai proses selular, termasuk reaksi biosintetik, motilitas, dan
pembelahan sel. ATP terdiri dari adenosin difosfat (ADP) atau adenosin
monofosfat (AMP ) dan penggunaannya dalam metabolisme mengubahnya kembali ke
prekursor ini in ATP each day. Oleh karena itu ATP didaur ulang
terus-menerus dalam organisme, dengan membalik tubuh manusia beratnya sendiri
dalam ATP setiap hari.
ATP digunakan
sebagai substrat dalam transduksi sinyal jalur oleh kinase yang memfosforilasi
protein dan lipid, maupun oleh adenilat siklase, yang menggunakan ATP untuk
menghasilkan pembawa pesan kedua molekul siklik AMP.. Rasio antara ATP dan AMP
digunakan sebagai cara untuk sel merasakan betapa besar energi yang tersedia
dan mengontrol jalur-jalur metabolisme yang menghasilkan dan mengkonsumsi ATP.
Terlepas dari peran dalam metabolisme energi dan sinyal, ATP juga dimasukkan ke
dalam asam nukleat oleh polimerase dalam proses replikasi DNA dan transkripsi.
Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 ‘karbon atom dari sebuah. Ini adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang mengkonversi antar ATP, ADP dan AMP. . Ketika ATP digunakan dalam sintesis DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida reduktase.
ATP ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Karl Lohmann, namun struktur yang benar tidak ditentukan sampai beberapa tahun kemudian. Saat itu diusulkan untuk menjadi energi utama. Ini buatan pertama kali disintesis oleh Alexander Todd pada tahun 1948.
Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 ‘karbon atom dari sebuah. Ini adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang mengkonversi antar ATP, ADP dan AMP. . Ketika ATP digunakan dalam sintesis DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida reduktase.
ATP ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Karl Lohmann, namun struktur yang benar tidak ditentukan sampai beberapa tahun kemudian. Saat itu diusulkan untuk menjadi energi utama. Ini buatan pertama kali disintesis oleh Alexander Todd pada tahun 1948.
Sifat fisik dan kimia
ATP terdiri dari adenosin – terdiri dari adenin cincin dan ribosa
gula – dan tiga fosfat kelompok (trifosfat).. Kelompok yang phosphoryl, dimulai
dengan kelompok paling dekat dengan ribosa, yang disebut sebagai alpha (α),
beta (β), dan gamma (γ) fosfat. ATP sangat larut dalam air dan sangat stabil
dalam larutan pH antara 6,8-7,4, tetapi cepat dihidrolisis pada pH yang
ekstrim. Akibatnya, ATP paling baik disimpan sebagai garam anhidrat. [8]
ATP adalah molekul yang tidak stabil di unbuffered air, yang hydrolyses untuk ADP dan fosfat.. Hal ini karena kekuatan ikatan antara residu fosfat dalam ATP kurang dari kekuatan dari “hidrasi” ikatan antara produk-produknya (ADP + fosfat), dan air.. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam kesetimbangan kimia dalam air, hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. Sebuah sistem yang jauh dari kesetimbangan mengandung energi bebas Gibbs, dan mampu melakukan pekerjaan.. Sel hidup menjaga rasio ATP menjadi ADP pada suatu titik sepuluh lipat dari kesetimbangan, dengan konsentrasi ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada konsentrasi ADP. Perpindahan dari kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam sel melepaskan energi dalam jumlah besar.
ATP adalah molekul yang tidak stabil di unbuffered air, yang hydrolyses untuk ADP dan fosfat.. Hal ini karena kekuatan ikatan antara residu fosfat dalam ATP kurang dari kekuatan dari “hidrasi” ikatan antara produk-produknya (ADP + fosfat), dan air.. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam kesetimbangan kimia dalam air, hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. Sebuah sistem yang jauh dari kesetimbangan mengandung energi bebas Gibbs, dan mampu melakukan pekerjaan.. Sel hidup menjaga rasio ATP menjadi ADP pada suatu titik sepuluh lipat dari kesetimbangan, dengan konsentrasi ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada konsentrasi ADP. Perpindahan dari kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam sel melepaskan energi dalam jumlah besar.
Isi energi molekul yang terisolasi ATP adalah suatu konsekuensi dari
anhidrida berdekatan obligasi yang menghubungkan fosfat. Anhidrida menunjukkan
peningkatan reaktifitas dibandingkan dengan asam yang sesuai. Hal ini karena
obligasi yang merupakan separoh anhidrida kurang stabil (sehingga dalam energi
yang lebih tinggi) dibandingkan dengan obligasi yang dapat dibentuk dari
substitusi nukleofilik. [Rujukan?] Dalam kasus ATP, obligasi terbentuk dari
hidrolisis, atau fosforilasi residu oleh ATP, energi lebih rendah daripada
obligasi Setelah ditengahi enzim hidrolisis ATP atau fosforilasi oleh ATP,
energi ini bisa dimanfaatkan oleh sistem hidup untuk melakukan kerja.
Setiap sistem tidak stabil berpotensi reaktif molekul dapat
berpotensi digunakan sebagai cara untuk menyimpan energi bebas, jika sel
mempertahankan konsentrasi mereka jauh dari titik ekuilibrium reaksi. [9]
Namun, sebagaimana halnya dengan polimer biomolekul, hancurnya RNA, DNA, dan
ATP ke monomer sederhana didorong oleh energi-release dan meningkatkan
entropi-pertimbangan, dalam kedua standar konsentrasi, dan juga mereka
konsentrasi ditemui di dalam sel.
Standar jumlah energi yang dilepaskan dari hidrolisis ATP dapat
dihitung dari perubahan energi di bawah non-alami (standar) kondisi, kemudian
memperbaiki konsentrasi biologis. Perubahan total energi panas (entalpi) pada
suhu dan tekanan standar dari dekomposisi terhidrasi ATP menjadi ADP dan fosfat
anorganik terhidrasi adalah -20,5 kJ / mol, dengan perubahan energi bebas 3,4
kJ / mol. Energi dirilis oleh berlayar padanya baik fosfat (P i) atau
pirofosfat (PP i) unit dari ATP pada keadaan standar dari 1 M adalah:
Biosintesis.
ATP konsentrasi di
dalam sel biasanya 1-10 mM. ATP dapat diproduksi oleh redoks reaksi sederhana
dan kompleks menggunakan gula (karbohidrat) atau lipid sebagai sumber energi.
Untuk ATP dapat disintesis dari kompleks bahan bakar, pertama-tama mereka harus
dipecah menjadi komponen dasar mereka . Karbohidrat adalah dihidrolisis menjadi
gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa.. Lemak (trigliserida) adalah
metabolised untuk memberikan asam lemak dan gliserol.
Proses keseluruhan dari oksidasi glukosa untuk karbon dioksida yang dikenal sebagai respirasi sel dan dapat menghasilkan sekitar 30 molekul ATP dari satu molekul glukosa. [19] ATP dapat dihasilkan oleh sejumlah proses seluler yang berbeda; tiga jalur utama yang digunakan untuk menghasilkan energi dalam eukariotik organisme glikolisis dan siklus asam sitrat / oksidatif fosforilasi, baik komponen respirasi sel, dan beta-oksidasi. Mayoritas produksi ATP ini oleh non-fotosintetik aerobik eukariota berlangsung di mitokondria, yang dapat membuat hampir 25% dari total volume sel biasa.
Glikolisis :
Dalam glikolisis, glukosa dan gliserol yang dimetabolisme untuk piruvat melalui jalur glikolitik. . Dalam kebanyakan organisme, proses ini terjadi di dalam sitosol, tetapi dalam beberapa protozoa seperti kinetoplastids, ini dilaksanakan secara khusus organel yang disebut glycosome. Glikolisis bersih menghasilkan dua molekul ATP melalui fosforilasi substrat dikatalisis oleh dua enzim : Dua molekul NADH juga diproduksi, yang dapat dioksidasi melalui rantai transpor elektron dan menghasilkan generasi tambahan ATP oleh ATP sintase.. The piruvat yang dihasilkan sebagai produk akhir dari glikolisis adalah untuk substrat Siklus Krebs. Dalam mitokondria, piruvat dioksidasi oleh piruvat dehidrogenase kompleks untuk asetil KoA, yang sepenuhnya teroksidasi menjadi karbon dioksida oleh siklus asam sitrat (juga dikenal sebagai Krebs Cycle . Setiap “giliran” dari siklus asam sitrat menghasilkan dua molekul karbon dioksida, satu molekul ATP setara guanosin trifosfat (GTP) melalui tingkat substrat fosforilasi dikatalisis oleh KoA suksinil sintetase, tiga molekul berkurangnya koenzim NADH, dan satu molekul koenzim pengurangan FADH 2. . Kedua molekul terakhir ini didaur ulang untuk mereka negara teroksidasi (NAD + dan FAD, masing-masing) melalui rantai transpor elektron, yang menghasilkan ATP tambahan oleh fosforilasi oksidatif.. Oksidasi dari molekul NADH hasil dalam sintesis 2-3 molekul ATP, dan oksidasi satu FADH 2 menghasilkan antara 1-2 molekul ATP. [19] Sebagian besar ATP sel dihasilkan oleh proses ini.. Meskipun siklus asam sitrat itu sendiri tidak melibatkan molekul oksigen, ia adalah sebuah obligately aerobik proses karena O 2 yang diperlukan untuk mendaur ulang dikurangi NADH dan FADH 2 teroksidasi negara mereka.. [ 20 ] Dalam ketiadaan oksigen siklus asam sitrat akan berhenti berfungsi karena kurangnya tersedia NAD + dan FAD. [20]
Generasi ATP oleh mitokondria dari NADH cytosolic bergantung pada-aspartat malat shuttle (dan sampai batas tertentu, yang gliserol-fosfat antar-jemput) karena bagian dalam membran mitokondria impermeabel terhadap NADH dan NAD. Daripada yang dihasilkan NADH mentransfer, sebuah malat dehidrogenase enzim mengkonversi oksaloasetat untuk malat, yang translokasi ke matriks mitokondria. Malat dehidrogenase lain-reaksi dikatalisis terjadi dalam arah yang berlawanan, menghasilkan oksaloasetat dan NADH dari baru diangkut malat dan toko interior mitokondria NAD. [ 20 ] Sebuah transaminase mengubah oksaloasetat untuk aspartat untuk transportasi kembali melintasi membran dan ke rohangan antarmémbran.
Proses keseluruhan dari oksidasi glukosa untuk karbon dioksida yang dikenal sebagai respirasi sel dan dapat menghasilkan sekitar 30 molekul ATP dari satu molekul glukosa. [19] ATP dapat dihasilkan oleh sejumlah proses seluler yang berbeda; tiga jalur utama yang digunakan untuk menghasilkan energi dalam eukariotik organisme glikolisis dan siklus asam sitrat / oksidatif fosforilasi, baik komponen respirasi sel, dan beta-oksidasi. Mayoritas produksi ATP ini oleh non-fotosintetik aerobik eukariota berlangsung di mitokondria, yang dapat membuat hampir 25% dari total volume sel biasa.
Glikolisis :
Dalam glikolisis, glukosa dan gliserol yang dimetabolisme untuk piruvat melalui jalur glikolitik. . Dalam kebanyakan organisme, proses ini terjadi di dalam sitosol, tetapi dalam beberapa protozoa seperti kinetoplastids, ini dilaksanakan secara khusus organel yang disebut glycosome. Glikolisis bersih menghasilkan dua molekul ATP melalui fosforilasi substrat dikatalisis oleh dua enzim : Dua molekul NADH juga diproduksi, yang dapat dioksidasi melalui rantai transpor elektron dan menghasilkan generasi tambahan ATP oleh ATP sintase.. The piruvat yang dihasilkan sebagai produk akhir dari glikolisis adalah untuk substrat Siklus Krebs. Dalam mitokondria, piruvat dioksidasi oleh piruvat dehidrogenase kompleks untuk asetil KoA, yang sepenuhnya teroksidasi menjadi karbon dioksida oleh siklus asam sitrat (juga dikenal sebagai Krebs Cycle . Setiap “giliran” dari siklus asam sitrat menghasilkan dua molekul karbon dioksida, satu molekul ATP setara guanosin trifosfat (GTP) melalui tingkat substrat fosforilasi dikatalisis oleh KoA suksinil sintetase, tiga molekul berkurangnya koenzim NADH, dan satu molekul koenzim pengurangan FADH 2. . Kedua molekul terakhir ini didaur ulang untuk mereka negara teroksidasi (NAD + dan FAD, masing-masing) melalui rantai transpor elektron, yang menghasilkan ATP tambahan oleh fosforilasi oksidatif.. Oksidasi dari molekul NADH hasil dalam sintesis 2-3 molekul ATP, dan oksidasi satu FADH 2 menghasilkan antara 1-2 molekul ATP. [19] Sebagian besar ATP sel dihasilkan oleh proses ini.. Meskipun siklus asam sitrat itu sendiri tidak melibatkan molekul oksigen, ia adalah sebuah obligately aerobik proses karena O 2 yang diperlukan untuk mendaur ulang dikurangi NADH dan FADH 2 teroksidasi negara mereka.. [ 20 ] Dalam ketiadaan oksigen siklus asam sitrat akan berhenti berfungsi karena kurangnya tersedia NAD + dan FAD. [20]
Generasi ATP oleh mitokondria dari NADH cytosolic bergantung pada-aspartat malat shuttle (dan sampai batas tertentu, yang gliserol-fosfat antar-jemput) karena bagian dalam membran mitokondria impermeabel terhadap NADH dan NAD. Daripada yang dihasilkan NADH mentransfer, sebuah malat dehidrogenase enzim mengkonversi oksaloasetat untuk malat, yang translokasi ke matriks mitokondria. Malat dehidrogenase lain-reaksi dikatalisis terjadi dalam arah yang berlawanan, menghasilkan oksaloasetat dan NADH dari baru diangkut malat dan toko interior mitokondria NAD. [ 20 ] Sebuah transaminase mengubah oksaloasetat untuk aspartat untuk transportasi kembali melintasi membran dan ke rohangan antarmémbran.
Hal ini menciptakan sebuah kekuatan pendorong proton yang merupakan
efek bersih dari pH gradien dan potensial listrik gradien melintasi membran
dalam mitokondria. Aliran proton bawah gradien potensial ini – yaitu, dari
rohangan antarmémbran ke matriks – memberikan kekuatan pendorong untuk sintesis
ATP oleh ATP sintase. [ 23 ] Ini enzim berisi subunit rotor yang berputar
secara fisik relatif terhadap bagian statis dari protein selama sintesis ATP.
Sebagian besar ATP disintesis dalam mitokondria akan digunakan untuk
proses-proses seluler di sitosol; sehingga harus diekspor dari situs sintesis
dalam matriks mitokondria. Membran berisi antiporter, yang ADP / ATP
translokase, yang merupakan bagian integral membran protein yang digunakan
untuk pertukaran baru-ATP disintesis dalam matriks untuk ADP di rohangan
antarmémbran. [24] translokase ini didorong oleh potensial membran, seperti
hasil dalam pergerakan sekitar 4 tuduhan negatif keluar dari membran
mitokondria dalam pertukaran selama 3 bergerak dalam biaya negatif. Namun, juga
diperlukan untuk mengangkut fosfat ke dalam mitokondria; pembawa fosfat
bergerak proton dengan setiap fosfat, sebagian menghamburkan gradien proton..
Asam lemak juga dapat dipecah menjadi asetil-KoA oleh
beta-oksidasi.. Setiap putaran siklus ini mengurangi panjang rantai asil oleh
dua atom karbon dan menghasilkan satu NADH dan satu molekul FADH 2, yang
digunakan untuk menghasilkan ATP oleh fosforilasi oksidatif.. Karena NADH dan
FADH 2 adalah molekul yang kaya energi, puluhan molekul ATP dapat dihasilkan
oleh beta-oksidasi satu rantai asil panjang.. [ 25 ] Menghasilkan energi yang
tinggi dari proses ini dan penyimpanan lemak kompak menjelaskan mengapa ini
adalah yang paling sumber makanan padat kalori. [25] most eukaryotes, glucose
is used as both.
Respirasi anaerobik atau fermentasi memerlukan generasi energi
melalui proses oksidasi dengan tidak adanya O 2 sebagai penerima elektron. Pada
kebanyakan eukariota, glukosa digunakan sebagai energi baik toko dan donor
elektron.
Daur
Energi di dalam Sel
Molekul kimia
organik yang kompleks, seperti glukosa, mempunyai energi potensial yang
besar karena keteraturan strukturnya. Ketidakteraturannya ataupun entropinya
relatif rendah. Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan 6 molekul CO2dan
6 H2O, serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas dan atom
karbonnya mengalami ketidakteraturan. Dalam hal ini atom karbon tersebut
terpisah-pisah dalam bentuk CO2 sehingga
menghasilkan bertambahnya posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap
yang lainnya. Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya energi bebas.
Dalam
sistem biologi, khususnya dalam sel hidup, panas yang dihasilkan oleh proses
oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi. Proses pembakaran
dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang rendah.
Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah dan disimpan
dalam nentuk energi kimia, yaitu dalam struktur ikatan kovalen dari gugus
fosfat dalam molekul adenosin triphosfat (ATP), yang terbentuk dengan
perantaraan enzim dari adenosin diphosfat (ADP) dan senyawa phosfat
anorganik (Pi). Reaksi ini merupakan reaksi perpindahan gugus phosfat yang
secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi oksidasi khas yang berlangsung dalam
katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap bagian dalam sel
yang memerlukan energi. Dalam hal ini ATP berperan sebagai alat pangankut
energi bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP itu
dipindahkan bersama dengan gugus phosfat ujungnya, ke molekul penerima energi
lain yang khas, sehingga molekul ini menjadi senyawa berenergi kimia dan dapat
berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya.
Proses
pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsung dengan proses
pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi penghasil energi
(kabolisme) ke reaksi pemakai energi (anabolisme) melalui suatu senyawa koenzim
pembawa elektron. Nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamida
adenin dinukleotida phosfat (NADP) adalah dua koenzim terpenting yang berperan
sebagai molekul pengankut elektron berenergi tinggi dari reaksi katabolisme ke reaksi
anabolisme yang membutuhkan elektron.
Daur ATP
Peranan
ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme di dalam sel berlangsung dengan
suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat angkut energi kimia
dalam reaksi katabolisme keberbagai proses reaksi dalam sel ayng membutuhkan
energi seperti proses biosintesis, proses pengangkutan proses kontraksi otot,
proses pengaliran listrik dalam sistem syaraf, dan proses pemancaran sinar
(bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu, seperti kunang-kunang.
ATP
terbentuk dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi phosforilasi yang dirangkaikan
dengan proses oksidasi molekul penghasil energi. Selanjutnay ATP yang terbentuk
ini dialirkan ke proses reaksi yang membutuhkan energi dan dihidrolisis menjadi
ADP dan phosfat anorganik (Pi). Demikian seterusnya sehingga terjadilah suatu
mekanisme daur ATP-ADP secara continue dan berkeseimbangan.
Dalam
hal ini gugus phosfat ujung pada molekul ATP secara kontinu dipindahkan ke
molekul penerima gugus phosfat dan secara kontinu pula diganti oleh gugus
phosfat lainnya selama katabolisme.
Proses pemindahan
gugus phosfat dengan perantara enzim
Pada umumnya, senyawa
phosfat di dalam sel dapat dibagi menjadi dua golongan senyawa berenergi,
senyawa phosfat berenergi tinggi dan senyawa phosfat berenergi rendah. Hal ini
tergantung dari besarnya harga negatif nya
yang dibandingkan dengan ATP.
Senyawa phosfat berenergi tinggi seperti gliseroil phosfat dan fosfoenolpiruvat
(senyawa antara dari glikolisis), mempunyai dihidrolisis
lebih negatip daripada ATP. Sedangkan senyawa phosfat berenergi
rendah seperti glukosa 1-phosfat dan fruktosa 1-phosfat, mempunyai hidrolisis kurang negatif dari
pada ATP.
Di samping itu ada satu
golongan lainnya yang termasuk senyawa berenergi tinggi dan berperan sebagai
cadangan energi kimia dalam sel otot, yaitu fosfokreatin dan fosfoarginin.
Kedua senyawa phosfat berenergi tinggi ini terbentuk langsung dengan perantara
enzim dari ATP bila kosentrasi ATP di dalam sel cukup besar (berlebih). Dalam
hal ini meskipun hidrolisis
fosfokreatin dan fosfoarginin lebih negatif dari pada ATP reaksi berlangsung ke kanan
karena terdapatnya konsentrasi ATP yang berlebih di dalam sel. Reaksi akan
berlangsung ke kiri bila proses metabolisme dalam sel memerlukan ATP.
E. Penyediaan enzim
Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal tidak mungkin
ada. Sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses
fisiologis, enzim memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. Meskipun
dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang
tersusun serta teratur sementara homeostasis akan dipertahankan, namun keadaan
homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan patologis.
Enzim
adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia
didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun
katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi
telah selesai. Enzim adalah katalisator
protein untuk reaksi-reaksi
kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh
enzim.
Berbeda
dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion
logam), tiap-tiap enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya
satu. Jadi enzim adalah katalisator yang reaksi-spesifik karena semua reaksi
biokimia perlu dikatalis oleh enzim, harus terdapat banyak jenis enzim.
Sebenarnya untuk hampir setiap senyawa organik, terdapat satu enzim pada
beberapa organisme hidup yang mampu bereaksi dengan dan mengkatalisis beberapa
perubahan kimia.
Walaupun
aktivitas katalik enzim dahulu diduga hanya diperlihatkan oleh sel-sel yang
utuh (karena itu istilah en-zyme, yaitu, “dalam ragi”), sebagian besar enzim
dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas biologik (katalik)nya.
Oleh karena itu, enzim dapt diselidiki diluar sel hidup. Ekstrak yang
mengandung enzim dipakai pada penyelidikan reaksi-reaksi metabolik dan
pengaturanya, struktur dan mekanisme kerja enzim dan malahan sebagai
katalisator dalam industri pada sintetis senyawa-senyawa yang biologis aktif
seperti hormon dan obat-obatan. Karena kadar enzim serum manusia pada keadaan
patologik tertentu dapat mengalami perubahan yang nyata, pemerikasaan kadar
enzim serum merupakan suatu alay diagnostik yang penting bagi dokter.
Reaksi-reaksi
seperti hidrolisa dan oxidasi berlangsung sangat cepat didalam sel-sel hidup
pada pH kira-kira netral dan pada suhu tubuh. Ini dapat terjadi karena adanya
enzim. Enzim disintesa di dalam sel, tetapi setelah diextraksi diluar sel masih
mempunyai aktivitas.
Enzim
bekerja sangat sfesifik. Suatu enzim hanya dapat mengatalisa beberapa reaksi,
malahan seringkali hanya satu reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat
penting enzim.
Molekul Yang
Terlibat Dalam Metabolisme
1. Enzim
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari:
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari:
a.Apoenzim, yaitu bagian
enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau
panas(termolabil).
b.Gugus Prostetik
(Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur
kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis
tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara
lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis,
fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai
sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator,
mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C,
karena enzim tersusun dari protein yang
mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan
senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya
sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di
luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim
bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis
reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian
lemak.
lipase
Lemak + H2O —————————> Asam lemak + Gliserol
Lemak + H2O —————————> Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena
bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan
permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim
tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut
kofaktor.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, J. Dan
Stryer, L.2002. Biokimia. Jakarta: Erlangga
Wirahardikusumah, Muhamad. 1985. Biokimia:
Metabolisme Energi, karbohidrat, dan Lipid.Bandung: ITB
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih bisah jadikan referensi ini
ReplyDeleteTerima kasih bisah jadikan referensi ini
ReplyDelete